Indonesia merupakan salah satu Negara yang rawan mengalami gempa bumi.
Hal ini secara geologis disebabkan fakta alam dilewatinya wilayah
Indonesia dengan dua pegunungan yakni Mediteranian di sebelah barat dan
Pegunungan Sirkum di wilayah Timur. Kedua pegunungan ini menjadikan
Negara Indonesia rentan terhadap bencana alam semisal gunung meetus dan
juga gempa bumi. Pada kesempatan kali ini, pokok pembahasan yang hendak
dibicarakan lebih jauh adalah bencana alam gempa bumi. Per
tahunnya, Indonesia mengalami bencana ini dan hampir merata di seluruh
wilayah. Anda masih ingat kan dengan tragedi tsunami di Aceh yang
memakan korban ribuan jiwa? Tsunami tersebut dimulai dengan terjadinya
bencana alam gempa bumi dengan scala richter lebih dari 7. Apa
sebenarnya gempa bumi ini?
Secara sederhana, bencana alam gempa bumi bisa diartikan sebagai sebuah guncangan yang berlangsung di permukaan bumi. Guncangan tersebut sebenarnya merupakan akibat dari proses pelepasan energi yang berlangsung tiba-tiba dan pada akhirnya memunculkan sebuah gelombang yang sistemik. Semakin besar gelombang yang dihasilkan tersebut maka semakin tinggi juga daya goncangan gempa.
Bencana alam gempa bumi ini sebenarnya bisa disebut juga sebagai pergerakan kerak bumi atau dikenal juga dengan istilah lempeng bumi. Kekuatannya dihitung dengan menggunakan pendekatan skala yang dikenal juga dengan nama Skala Richeter. Pendekatan ini merupakan skala yang dihitung dengan dasar besaran lokal magnitude. Para ahli mencatat, kekuatan gempa bumi yang paling besar ada pada 9 skala richter. Meski demikian, ukuran skala ini sebenarnya tidak memiliki batasan.
Secara sederhana, bencana alam gempa bumi bisa diartikan sebagai sebuah guncangan yang berlangsung di permukaan bumi. Guncangan tersebut sebenarnya merupakan akibat dari proses pelepasan energi yang berlangsung tiba-tiba dan pada akhirnya memunculkan sebuah gelombang yang sistemik. Semakin besar gelombang yang dihasilkan tersebut maka semakin tinggi juga daya goncangan gempa.
Bencana alam gempa bumi ini sebenarnya bisa disebut juga sebagai pergerakan kerak bumi atau dikenal juga dengan istilah lempeng bumi. Kekuatannya dihitung dengan menggunakan pendekatan skala yang dikenal juga dengan nama Skala Richeter. Pendekatan ini merupakan skala yang dihitung dengan dasar besaran lokal magnitude. Para ahli mencatat, kekuatan gempa bumi yang paling besar ada pada 9 skala richter. Meski demikian, ukuran skala ini sebenarnya tidak memiliki batasan.
Berdasarkan beberapa poin, bencana alam gempa bumi ini bisa dibedakan atas beberapa jenis, antara lain:
Berdasarkan Kedalaman
Gempa bumi yang didasarkan pada hal ini dibagi atas:
- Gempa bumi dalam, yakni bencana alam gempa dimana hiposentrmnya ada di bawah kedalaman yang lebih dari 300 kilometer di dalam perut bumi. Secara umum, jenis gempa bumi yang satu ini tidak membahayakan.
- Gempa bumi menengah, yakni bencana alam gempa dengan hiposentrum yang titiknya ada di antara 60 kilometer sampai 300 kilometer dari permukaan bumi. Jenis gempa yang satu ini biasanya menyebabkan kerusakan namun tidak terlalu parah.
- Gempa bumi dangkal, yakni bencana alam gempa bumi titik hiposentrumnya ada pada wilayah yang kurang dari 60 kilometer diukur dari permukaan bumi. Gempa yang demikian berpotensi menyebabkan kerusakan yang parah di permukaan bumi.
Berdasarkan Getaran atau Gelombang Gempa
Dari poin ini, jenis bencana alam gempa bumi dibagi atas:
- Gelombang primer dengan gelombang longitudinal. Gempa ini diakibatkan oleh gelombang yang menjalar di dalam tubuh bumi dengan mencapai kecepatan 7 sampai 14 kilometer per detiknya. Getaran jenis gempa ini berasal juga dari hiposentrum
- Gelombang sekunder, yakni gempa dengan gelombang transversal. Ia merupakan gelombang yang juga merambat layaknya gelombang primer hanya saja kecepatanya telah berkurang dan hanya mencapai 4 sampai 7 kilometer per detiknya. Gelombang yang satu ini tidak mampu menjalar di medium atau lapisan yang cair.
Berdasarkan Penyebab Gempa
- Gempa Bumi Tektonik, yakni jenis gempa yang terjadi sebagai akibat adanya aktifitas tektonik. Aktifitas ini mencakup pergeseran lempengan tektonik secara tiba-tiba dengan kekuatan yang kecil hingga besar. Gempa jenis yang satu ini biasanya memunculkan kerusakan yang parah.
- Gempa Bumi Tumbukan, gempa jenis yang satu ini diakibatkan oleh kehadiran meteor atau benda-benda langit yang menabrak atau jatuh ke planet bumi. Gempa jenis ini cukup jarang terjadi. Kalaupun terjadi, bisa diprediksi sebab para ahli bisa mendeteksi jika ada benda langit yang menuju bumi.
- Gempa Bumi Buatan, yakni jenis gempa yang tidak disebabkan oleh alam. Gempa ini dipicu aktifitas manusia misalnya saja proses peledakan dinamit, senjata nuklir dan benda-benda potensial lainnya.
- Gempa Bumi Runtuhan, jenis gempa bumi yang satu ini terjadi di wilayah yang berkapur atau titik pertambangan. Gempa ini bersifat lokal dan jarang mengakibatkan kerusakan yang parah.
- Gempa Vulkanik, jenis bencana alam gempa bumi yang satu ini disebabkan aktifitas magma yang umumnya merupakan pertanda sebuah gunung akan meletus. Semakin besar tenaga yang dihasilkan gunung berapi tersebut maka semakin besar pula kekuatan gempa yang terjadi di sekitar gunung tersebut.