Jenis-jenis Danau Di Dunia

Di sekeliling kita, ada banyak sumber air yang dimanfaatkan masyarakat sebagai penyokong berbagai aktifitas kehidupan. Salah satu di antarnya adalah danau. Apa danau itu sebenarnya? Secara sederhana, danau bisa diartikan sebagai cekungan di permukaan bumi yang kemudian terisi air (bisa tawar maupun asin). Dengan demikian, air di danau tidak mengalir sebab ia dikepung oleh daratan. Di dunia dikenal beragam danau. Jenis-jenis danau ini kemudian dibagi lagi ke dalam beberapa kelompok. Apa saja?

Jenis Danau Berdasarkan Proses Terbentuknya

Apabila didasarkan pada proses terbentuknya, maka jenis-jenis danau dibagi sebagai berikut:
  1. Danau tektonik. Danau ini terbentuk sebagai akibat adanya aktifitas tektonik seperti gempa. Gempaakan mengakibatkan patahan atau fault di permukaan tanah. Permukaan ini kemudian mengalami subsidence atau pemerosotan dan kemudian amblas. Titik ambals ini kemudian menjadi cekung. Selanjutnya, melalui proses yang panjang, cekungan akibat gempa tadi akan terisi dengan air dan mulailah terbentuk danau. Di Indonesia, ada banyak contoh danau tektonik misalnya danau Poso, Danau Tempe, danau Tondano, Danau Towuti dan masih banyak lagi lainnya.
  2. Danau vulkanik. Jenis danau yang kedua ini terbentuk karena adanya kawah atau lubang kepunden yang merupakan bekas letusan gunung berapi. Saat gunung meletus, bebatuan yang menutup titik kepunden akan rontok dan meningglkan jejak berupa lubang. Saat hujan turun, lubang yang menganga tersebut kemudian akan diisi air dan terbentuklah danau. Di Indonesia, ada banyak danau yang masuk ke dalam kelompok ini antara lain Danau Kelimutu yang ada di Flores, Kawah Bromo, Danau Gunung Lamongan dan masih banyak lagi lainnya.
  3. Danau Tekto-Vulkanik. Jenis danau yang satu ini terbentuk akibat perpaduan proses tektonik dan vulkanik. Ketika gunung meletus, terkadang diikuti dengan gempa lokal yang mengakibatkan bebatuan yang menutup gunung patah dan merosot membentuk suatu cekungan. Wilayah ini kemudian akan terisi air jika musim penghujan datang. Contoh danau ini adalah danau Toba di Sumatera.
  4. Danau Krast. Jenis danau yang satu ini dikenal juga dengan istilah Doline. Ia berada di daerah bebatuan berkapur. Danau ini terbentuk akibat proses erosi atau pelarutan atas batu kapur. Bekas erosi dan pelarutan itu kemudian membentuk cekungan lalu kemudian terisi air dan jadilah sebuah danau. Contoh danau krast ini adalah Danau Dolin, danau Polte dan Lokva di wilayah Gunung Kidul.
  5. Danau Glasial. Jenis danau yang satu ini terbentuk sebagai akibat adanya erosi gletser. Cairnya es akibat erosi ini akan mengalir dan mengisi setiap cekungan yang dilewatinya. Danau yang terbentuk kemudian dinamai danau glacial. Contoh danau ini antara lain danau Michigan dan Danau Ontario di Amerika Serikat.
  6. Waduk/Bendungan. Danau yang satu ini merupakan danau yang terbentuk secara artificial. Artinya berkat campur tangan manusia. Danau buatan ini dibuat dengan tujuan tertentu misalnya untuk pengadaan listrik, perikanan, sarana rekreasi, penampungan air dan masih banyak lagi lainnya. Di Indonesia, ada banyak waduk misalnya Waduk Citarum, Waduk Jatiluhur, Waduk Saguling, Waduk Riam Kanan dan Kiri serta masih banyak lagi lainnya. Selain waduk buatan, ada juga waduk yang terbentuk secara alamiah yakni karena lembah sungai terbendung oleh suatu aliran lava saat erupsi. Karena sungai terhambat, maka terbentuklah danau atau waduk alami.

Selain jenis-jenis danau berdasarkan proses terbentuknya, masih ada beberapa lagi dasar pembagian. Misalnya jenis danau berdasarkan airnya. Ada danau air tawar dan danau air asin. Danau air tawar ini biasanya berumur panjang. Sementara itu danau berair asin usianya lebih singkat sebab air cepat surut akibat menguap. Danau air asin ini dikenal juga dengan nama Danau Temporer. Contohnya adalah danau Kaspia.